Penegak SMKN 1 Tangerang Selatan
Sejarah
Gugus Depan 02.169-02.170
Gugus depan 02.169-02.170 adalah gugus
depan yang berpangkalan di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan dan berdiri pada
tanggal 25 Juli 2009. Gugus Depan 02.169-02.170 adalah gugus depan tak lengkap
sebab hanya membina golongan penegak yaitu Ambalan Bung Tomo-Raden Ajeng Kartini.
Mengapa Bung Tomo dan R.A Kartini? Sosok Bung Tomo dan Raden Ajeng
Kartini merupakan cerminan visi pencapaian suatu tujuan pendiri-pendiri gudep
02.169-02.170, bertekad semangat juang
yang tinggi seperti Bung Tomo dan berpegang teguh pada pendirian seperti Raden
Ajeng Kartini.
Awal terbentuk ambalan, kisah suka dan duka dirasakan oleh
pendiri-pendiri ambalan Bung Tomo-Raden Ajeng Kartini, sebagai contoh ialah
kurangnya perhatian dari pihak atas kepada progam yang dicanangkan oleh
pendiri-pendiri ambalan, banyaknya singgungan dari beberapa organisasi yang
berdiri di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan, dan sulitnya berkordinasi dari pihak
Pembina. Sampai pada suatu saat para pendiri bertemu dengan pembina yaitu Ka
Dedi yang dianggap bisa membimbing dan membina ambalan Bung Tomo-Raden Ajeng
Kartini, sebagai harapan bisa membangun dan membantu mewujudkan visi penegak di
ambalan Bung Tomo-Raden Ajeng Kartini.
Syukur Alhamdulillah beberapa visi dari
para pendiri ambalan pada saat ini telah terwujud seperti dengan dikeluarkannya
kebijakan pada tanggal 25 Juli bertepatan dengan ulang tahun ambalan mengenai
progam kepramukaan yang sifatnya diwajibkan yaitu pengembangan diri bagi kelas
X dan pemakaian baju serta atribut pramuka setiap hari Sabtu bagi kelas XI.
1.2 Visi,
Misi, dan Motto Ambalan
1.2.a Visi
1. Menjadikan
Gerakan Pramuka sebagai bagian dari pencitraan yang baik bagi SMKN 1 Kota
Tangerang Selatan.
2. Menjadikan
Gerakan Pramuka sebagai wadah bagi siswa dan siswi untuk mengenal watak,
kemampuan berfikir, serta pembimbingan sifat.
1.2.b
Misi
1. Menggiatkan
progam kepramukaan yang membangun citra positif bagi
SMKN 1 Kota Tangerang Selatan khususnya
bina diri, bina satuan, dan
bina
masyarakat.
2.
Membuka forum komunikasi terbuka dan
kesempatan bagi anggota
Pramuka untuk menyampaikan ide dan gagasan
terhadap kegiatan yang
menarik dan mewujudkan visi gugus depan.
1.3.c
Moto Ambalan
“Dari
kita, oleh kita, dan untuk kita dalam pengawasan orang dewasa”
1.3
Struktur Organisasi Ambalan tahun
2009-2010
a. Ka.
Mabigus selaku Majlis bimbingan memberikan kordinasi kepada Pembina gudep
terhadap pelaksanaan kebijakan gudep. Ka Mabigus periode 2009-sekarang: Ka
Idris, S.Pd selaku Kepala SMKN 1 Kota Tangerang Selatan
b. Pembina
Gudep memberikan kordinasi kepada Pembina penegak dan bimbingan semi langsung
kepada ambalan terhadap progam dan kegiatan yang sedang di jalankan. Pembina
Gudep: Ka Ismul Bathni, S.T, MM
c. Pembina
Penegak bertugas membimbing secara langsung anggota ambalan dan memberikan
kordinasi kepada dewan ambalan. Pembina penegak: Ka Dedi, S.Pd
d. Pradana
sebagai ujung tombak dari kepengurusan dewan ambalan mempunyai tugas untuk
selalu menjadi penengah dan pengarah bagi anggota ambalan dalam merencanakan
progam kerja ambalan dan selalu berkordinasi dengan para ketua sangga. Pradana
periode 2009-2010: Ka Wahyu.
e. Wakil
Pradana sebagai pendukung dan ujung tombak setelah pradana mempunyai tugas yang
sama dengan pradana. Wkl. Pradana periode 2009-2010: Ka Sabarudin
f. Kerani
atau sekretaris mempunyai tugas untuk selalu mendampingi pradana atau Wkl.
Pradana, membuka suatu forum dan mengurus administrasi ambalan. Kerani periode
2009-2010: Ka Ibnu, dibantu oleh Ka Sari dari ambalan putri.
g. Juru
Uang atau Bankir mempunyai tugas untuk mencatat, memegang, dan membuat
pembukuan mengenai arus kas ambalan. Juru Uang 2009-2010: Ka Fedi, namun pada
bulan Desember Juru Uang digantikan oleh Ka Ermah dari ambalan putri
h. Juru
adat sebagai sosok figure mempunyai tugas untuk menjalankan dan mentaati serta
memantau adat di ambalan. Juru adat periode 2009-2010: Ka Supri, namun pada
bulan April 2010 digantikan oleh Ka Sri dan Ka Tri dari ambalan putri.
1.4
Sandi Ambalan
’TUNAS
BERKEMBANG JATI
NIAT TULUS ITU
SUCI
JAGA DIRI KARENA
HARGA DIRI
BERBUDI LUHUR
MENOLONG SESAMA
TAKKAN PAMRIH,
SELALU SOPAN BERKATA
TEGAR SATU KATA
DALAM KEBENARAN
BERKETETAPAN
HATI SETIAP LANGKAH
PANTANG MENJILAT
DAN MENYERAH
LEGAWA BAKTI
TARUNA
KSATRIA YANG
SOPAN DAN PERWIRA
TAK KENAL STARATA DAN KASTA
BERSIAP UNTUK HIDUP DAN MATI DENGAN BAHAGIA
ITULAH KEHENDAK
DAN CITA CITA AMBALAN KITA
SEMOGA ALLOH MERAHMATINYA”
1.5 Adat
Ambalan
1.Upacara Pembukaan Latihan
•Pemeriksaan
kerapian peserta upacara Pembukaan Latihan.
•Sangga
Kerja menyiapkan kelengkapan Upacara.
•Pradana
mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
•Laporan
Pemimpin Sangga kepada Pradana.
•Pada
waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat wakil Pemimpin Sangga pindah ke
tempat Pemimpin
Sangga.
•Para
Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
•Pradana
menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para Pemimpin Sangga.
•Pradana
mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan Adat Ambalan yang berlaku.
•Petugas
Bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya.
•Pembacaan
Dasa Dharma atau Sandi Ambalan oleh Petugas.
•Pembina
membaca teks Pancasila diikuti oleh anggota Ambalan.
•Pengumuman
dari Pradana/Pembina.
•Pradana
memimpin do'a sesuai dengan agama masing-masing
•Barisan
dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan
2.Upacara Penutupan Latihan
•Pradana
mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf
•Pemimpin
Sangga menempati tempat di sebelah kanan barisan dan Wakil Pemimpin Sangga
pindah ke
tempat Pemimpin Sangga
•Pradana
menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para Pemimpin Sangga.
•Pradana
mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan Adat Ambalan yang berlaku.
•Petugas
Bendera menurunkan Sang Merah Putih dengan Pradana memimpin penghormatannya.
•Pembacaan
Renungan atau Sandi Ambalan oleh Petugas.
•Pengumuman
tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang,dll.
•Pradana
memimpin do'a sesuai dengan agama masing-masing.
•Laporan
Pradana kepada Pembina Penegak.
•Barisan
dibubarkan oleh Pradana
3.Upacara Penerimaan Tamu Ambalan
•Tamu
Ambalan mengambil tempat di sebelah kiri Pradana atau Pembina.
•Pradana
atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan.
•Pradana
atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan Ambalan.
•Barisan
di bubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan
4.Upacara Penerimaan Calon Penegak
kepada Ambalan
(dilaksanakan sesudah upacara latihan)
•Pradana
mengumpulkan anggota Ambalan.
•Tamu
Ambalan berada di tempat yang disediakan.
•Pembacaan
Surat Keputusan Pembina Gudep.
Tamu
Ambalan didampingi oleh Pradana dan Pemangku Adat untuk dihadapkan kepada
Pembina Gugus Depan.
•Laporan
Pemangku Adat dan Pradana, dan mundur satu langkah dari Calon Penegak.
•Bendera
Merah Putih memasuki tempat pelantikan dan anggota yang lain memberi hormat.
•Pengantar
kata dari Pembina Gugus Depan.
•Tanya
Jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak.
•Tamu
Ambalan yang akan dilantik menjadi calon Penegak dipersilakan berdo`a sesuai
dengan agamanya
masing-masing.
•Calon
Penegak paling kanan memegang ujung bendera Merah Putihdan meletakkan
didadanya, calon
penegak yang lain memegang pundak calon
penegak disebelah kanannya.
•Pengucapan
Ulang Janji (Tri Satya) oleh Pembina Gudep diikuti oleh Tamu Ambalan, dan
peserta upacara memberi hormat.
•Bendera
Merah Putih meninggalkan tempat pelantikan.
•Penyematan
Setangan Leher/Pita Leher kepada Tamu Ambalan yang telah dilantik oleh orang
tua peserta
didik. Pembacaan Sandi Ambalan Bung Tomo-Ra
Kartini bagi putra sikap berdiri tegak dengan tangan kanan
dikepal dan diletakkan didada sebeleh kiri
sedangkan untuk putri sikap berdiri tegak dengan kedua telapak
tangan menyatu erat dan diletakkan didada.
•Laporan
Pemangku Adat dan Pradana, dan membawa Calon Penegak kebarisan anggota Ambalan.
•Pembacaan
Do`a oleh Pembina Gudep/Petugas.
•Ucapan
selamat dari anggota Ambalan, Pembina dan orang tua peserta didik dilanjutkan
dengan acara Adat
Ambalan
5. Upacara
Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara (Upacara ini
tidak boleh dihadiri oleh Calon Penegak)
•Calon
Penegak yang akan dilantik diantar oleh Pendamping Kanan dan Pendamping Kiri ke
hadapan Pembina.
•Laporan
Pendamping Kanan dan Pendamping Kiri kepada Pembina Gudep.
•Pembina
minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri, mengenai watak
dan kecakapan
calon.
•Pendamping
kanan dan pendamping kiri mundur satu langkah dari Calon Penegak yang akan
dilantik.
•Sang
Merah Putih di bawa oleh Petugas ke sebelah kanan Calon Penegak yang akan
dilantik, anggota
Ambalan menghormat dipimpinoleh Pradana.
•Tanya
Jawab tentang SKU antara pembina dengan Calon Penegak.
•Penyucian
Diri Calon Penegak yang akan dilantik dengan membasuh tangan dan wajah dengan
air kembang sebagai suatu symbol membersihkan diri dari segala pikiran kotor
dan perbuatan yang tidak baik, dilanjutkan dengan mengusap tangan dan wajah
dengan handuk putih bersih dan membuang handuk tersebut kebelakang
sejauh-jauhnya sebagai suatu simbol menjauhkan segala kotoran fisik maupun
jiwa. (Adat Ambalan)
•Pembina
memimpin doa sesuai dengan agama masing-masing.
•Pengucapan
Ulang Janji Tri Satya yang dituntun oleh PembinaGudep, dengan jalan memegang
ujung Sang
Merah Putih dengantangan kanan yang
ditempelkan pada dada kiri, tepat padajantungnya; peserta upacara
memberikan penghormatan.
•Bendera
Merah Putih meninggalkan tempat pelantikan, anggota Ambalan memberi hormat.
•Penyematan
Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penegak Bantara oleh Anggota sendiri.
-Pembacaan Sandi Ambalan Bung Tomo Ra
Kartini, bagi putra sikap berdiri tegak dengan tangan kanan
dikepal dan diletakkan didada sebeleh kiri
sedangkan untuk putri sikap berdiri tegak dengan kedua telapak
tangan menyatu erat dan diletakkan didada.
•Laporan
Pendamping Kanan dan Pendamping Kiri, dan membawa Penegak kebarisan anggota
Ambalan.
•Pembacaan
Do`a oleh Pembina/Petugas.
•Ucapan
selamat dari anggota Ambalan, Pembina dan orang tua peserta didik dilanjutkan
dengan acara Adat
Ambalan.
6. Upacara
Pelepasan Penegak yang akan terjun ke Masyarakat
•Penjelasan
Pembina.
•Penegak
yang bersangkutan minta diri.
•Sambutan
wakil anggota Ambalan.
•Kata
Pelepasan dari Pembina Penegak dan Penyerahan surat Keterangan.
•Pemberian
kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan Ambalan.
•Berdo'a
dipimpin oleh Pembina Penegak.
•Ramah
Tamah diakhiri dengan membuat rangkaian persaudaraan.
7.Upacara
Pelantikan Dewan Ambalan
•Pengurus Dewan Ambalan yang akan dilantik menempat
•Pengurus Dewan Ambalan yang akan dilantik
menempatkan diri kehadapan Pembina
•Pembacaan
Surat Keputusan Pembina Gudep.
•Sang
Merah Putih di bawa oleh Petugas ke sebelah kanan Dewan Ambalan yang akan
dilantik, anggota
Ambalan menghormat.
•Tanya
Jawab Pembina Gudep dengan Dewan Ambalan.
•Pembina
memimpin doa sesuai dengan agama masing-masing.
•Pengucapan
Ulang Janji Tri Satya yang dituntun oleh PembinaGudep, dengan jalan
memegang ujung Sang
Merah Putih dengantangan kanan yang
ditempelkan pada dada kiri, tepat
padajantungnya, peserta upacara
memberikan penghormatan.
•Bendera
Merah Putih meninggalkan tempat pelantikan, anggota Ambalan member
hormat.
•Penyematan
Tanda Jabatan Dewan Ambalan oleh Pembina. Serah Terima Jabatan
Dewan Ambalan lama
kepada Dewan Ambalan Baru dengan
penandatanganan Piagam Serah Terima
Jabatan serta penyerahan
Panji Ambalan.
•Pembacaan
Sandi Ambalan Bung Tomo-ra Kartini, bagi anggota Ambalan putra sikap berdiri
tegak dengan
tangan kanan dikepal dan diletakkan didada
sebelah kiri sedangkan untuk putrid
sikap berdiri tegak dengan kedua telapak
tangan menyatu erat dan diletakkan
didada. Bagi Dewan Ambalan yang
dilantik(khususPradana Putra) memegang
golok sebagai simbol senjata untuk berjuang
dan (khusus Pradana Putri)
memegang Sekuntum BungaMawar sebagai simbol
cinta kasih yang abadi.
•Pembacaan Do`a
oleh Petugas.
•Ucapan selamat
dari anggota Ambalan, Pembina dan orang tua
peserta didik.
8. Pengamalan Dasa Darma
1.Taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
-Beribadah
menurut agama masing-masing dengan sebaik baiknya dengan
mejalankan semua peritah-perintah-NYA serta
meninggalkan seluruh
laranganNYA.
-Patuh dan
berbakti terhadap orang tua
-Sayang kepada
saudara, dsb
2.Cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia
-Menjaga
kebersihan sanggar, kelas dan lingkungan sekolah.
-Ikut menjaga kelestarian alam baik flora maupun faunanya.
-Membantu fakir miskin, anak yatim piatu dan orang tua jompo.
-Mengunjungi yang sakit, dsb
3.Patriot yang sopan dan kesatria
-Mengikuti
upacara sekolah atau upacara latihan dengan baik
-Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
-Ikut serta dalam pertahanan bela negara.
-Melindungi kaum yang lemah.
-Belajar di sekolah yang baik
-Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, dsb
4.Patuh dan suka bermusyawarah
-Mengerjakan
tugas-tugas dari guru, pembina atau orang tua dengan sebaik-baiknya.
-Patuh kepada
orang tua, guru dan pembina.
-Berusaha mufakat dalam setiap musyawarah.
-Tidak mengambil keputusan yang tergesa – gesa yang didapatkan tanpa melalui
musyawarah. Rela menolong
dan tabah
-Berusaha
menolong orang yang sedang mengalami musibah atau kesusahan.
-Setiap menolong
tidak meminta pamrih atau megharapkan hadiah imbalan.
-Tabah dalam
mengatasi berbagai kesulitan.
-Tidak banyak mengeluh dan tidak mudah putus asa.
-Bersedia menolong tanpa diminta, dsb
6.Rajin, terampil dan gembira
-Tidak pernah
membolos dari sekolah.
-Selalu hadir dalam setiap latihan atau pertemuan pramuka.
-Dapat membuat berbagai kerajinan atau hasta karya yang berguna.
-Selalu riang gembira dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan, dsb
7.Hemat, cermat dan bersahaja
-Tidak boros dan
tidak bersikap hidup mewah.
-Rajin
menabung.
8.Disiplin, berani dan setia
-Selalu menepati
waktu yang ditentukan.
-Mendahulukan kewajiban terlebih dahulu dibanding haknya.
-Berani mengambil keputusan.
-Tidak pernah mengecewakan orang lain.
-Tidak pernah ragu-ragu dalam bertindak, dsb
9.Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
-Menjalankan
segala sesuatu dengan sikap bersungguh-sungguh.
-Tidak pernah mengecewakan orang lain.
-Bertanggung jawab dalam setiap tindakan, dsb
10.Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
-Berusaha
berkata baik, benar dan tidak pernah berbohong.
-Tidak pernah menyusahkan atau menggangu orang lain.
-Berbuat baik kepada semua orang, dsb
Saka Wanabakti
Bakti hutan
Satuan Karya Pramuka disingkat Saka adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, keterampilan, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang
kejuruan, serta memotivasi mereka untuk melaksanakan kegiatan nyata dan
produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupannya, serta bekal
pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan aspirasi
pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan pembangunan dalam rangka
peningkatan ketahanan nasional.
b.Wana adalah suatu lapangan yang cukup luas, bertumbuhan kayu, bamboo
dan/atau palem yang bersama-sama dengan tanahnya, beserta segala isinya baik
berupa nabati maupun alam hewani, secara keseluruhan merupakan persekutuan
hidup yang mempunyai kemampuan untuk memberikan manfaat-manfaat
produksi, perlindungan dan manfaat-manfaat lainnya secara lestari.
c.Wanabakti adalah kegiatan bakti yang berkaitan dengan masalah pelestariansumberdaya alam dan lingkungan hidup.d.Saka Wanabakti adalah salah satu jenis Satuan Karya Pramuka tempat
meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman,
keterampilan dan kecakapan para Pramuka Penegak dan Pandega, serta sabagai
wadah penanaman rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup.
Pt. 4. Tujuan
Tujuan pembentukan Saka Wanabakti adalah untuk memberi wadah pendidikan di
bidang Kehutanan kepada anggota Gerakan Pramuka terutama para Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega, agar mereka dapat membantu, membina dan
mengembangkan kegiatan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup,
melaksanakan secara nyata, produktif dan berguna bagi Pramuka Penegak dan
Pandega sebagai baktinya terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan negara
Pt. 5. Sasaran
Sasaran kegiatan Saka Wanabakti adalah agar para Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega:
a.Memiliki rasa cinta dan tanggungjawab terhadap hutan dengan segala isi dan
kekayaan yang terkandung di dalamnya, serta kesadaran untuk memelihara danmelestarikanya.b.Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapandibidang kehutanan yang dapat mengembangkan pribadinya.c.Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi segala tantangan
hidup dalam hutan dengan tetap memperhatikankeamanan dan kelestarian
hutan.
d.Memiliki disiplin dan tanggungjawab yang lebih mantap untuk memeliharakelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.e.Mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatanSaka Wanabkti secara positif,
berdayaguna dan tepat guna, sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga
berguna bagi pribadinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
f.Mampu menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan kecakapannyakepada Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang serta anggota lainnya.BAB IIIORGANISASIPt. 6. Struktur Organisasia.Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dari gugus-gugus depan yangmempunyai minat di bidang kehutan dihimpun untukmembentuk SakaWanabakti
b.Di tiap ranting di bentuk satu Saka Wanabakti putera dan satu Saka Wanabaktiputeri secara terpisah, jumlah anggotanya tidak terbatas.c.Saka Wanabakti terdiri dari 4 Krida:
1) Krida Tata Wana
2) Krida Reksa Wana
3) Krida Bina Wana
4) Krida Guna Wana
d.Tiap Krida Wanabakti baranggotakan 5 s/d 10 orang, sehingga dalam satu SakaWanabakti dimungkinkan adanya beberapa jenis krida yanga sama.e.Krida Saka Wanabakti diberi nama sesuai dengan jenis kegiatannya, jika terdapatdua krida atau lebih yang sejenis krida itu diberi tambahan nomor urut, misalnyakrida Tata Wana I, Krida Tata Wana II
f.Saka Wanabakti puteri di bina oleh Pamong Saka puteri dan Saka Wanabaktiputera oleh Pamong Saka putera serta dibantu oleh instruktur.g.Jumlah Pamong Saka di tiap Saka putera maupu pute1 sampai 3 orang yangdibantu oleh instruktur yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.h. Pengurus Saka disebut Dewan Saka terdiri dari Ketua, wakil Ketua, SekretarisI,II dan Bendahara.i. Tiap Krida dipimpin dan dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Krida dibantuseorang Wakil Pemimpin Krida.j. Saka Wanabakti dipimpin dan dibina oleh Kwartir Ranting, dibantu oleh DewanKerja Penegak dan Pandega Ranting.k. Latihan dan kegiatan Saka Wanabakti dilaksanakan di tingkat ranting dan cabang,sedang kegiatannya dapat pula dilaksanakan di tingkat daerah dan nasional.